Bahaya Valentine’s Day, Remaja Islam Jangan Ikut-ikutan! (Say No To Valentine’s Day)

kartun-i-am-a-muslim-and-i-say-no-to-valentines-daySMK Mutu Prambanan. Prambanan Klaten, Dalam suasana hidup yang serba maju-modern dan berkembang dengan teknologi-canggih, cukup memberikan pengaruh kepada kehidupan umat manusia. Ada manusia yang kuat pendiriannya, tidak mudah dipengaruhi dengan berbagai godaan duniawi, dan ada yang mudah tergoda karena dorongan hawa nafsu duniawi.

Bagi umat Islam yang membaca Al-Qur’an dan Al-Hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, maka sikap hidupnya tidak mudah terombang-ambing oleh perkembangan cara berpikir manusia yang bebas dari pengaruh agama.

Memang sudah merupakan sunnatullah, sejak Nabi Muhammad menyampaikan ajaran Islam, orang-orang Quraisy Jahilliyah tidak senang menerima ajaran Allah. Demikian juga umat Islam yang berjuang menegakkan agama Allah di zaman modern kini, kebanyakan dimusuhi oleh golongan yang tidak mengenal ajaran Islam.

Untuk menghilangkan kebimbangan umat Islam, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya “Dan jika kamu ikut kebanyakan pandangan dan pendapat orang di bumi ini, niscaya akan mereka sesatkan kamu dari jalan Allah(Al-An’am : 116).

Sejak zaman Nabi Muhammad menyiarkan Islam, golongan yang menantang dan menyesatkan sudah ada. Selanjutnya setelah ditinggalkan Rasulullah, orang mulai mengikuti pandangan filsafat Yunani tentang sistem bernegara. Ada sistem ber-Raja. dan ber-Sultan, ada Demokrasi Liberal, ada Diktator, ada Sosialisme dan Komunisme, serta ada yang berpaham Sekulerisme dan Nasionalisme kebangsaan.

Orang boleh membaca berbagai buku dan bermacam-macam teori, boleh juga menghimpun segala fikiran para ahli, namun tidak ada para pemikir sejati yang berani berkata pendapatnya adalah pasti. Bahkan Socrates yang dipuja-puji sebagai ahli filsafat sejak beribu tahun lampau berkata : “hanya satu hal yang dia dapat memastikan, yaitu dia tidak tahu”.

Allah pun melanjutkan firman-Nya “Karena tidak ada yang mereka ikuti, kecuali sangka-sangka. ” (Al-An’am : 116)

Dalam sikap hidup dan laku-perbuatan sehari-hari, hendaklah setiap umat Islam mengetahui apa saja yang dilakukan, atau dengan istilah populer “introspeksi diri sendiri”, apa kelebihan dan apa kekurangan.

Perhatikanlah peredaran zaman dan perputaran masa. sebagai contoh, setiap tanggal 14 Februari di Eropa dan Amerika Serikat, kemudian tumbuh dan berkembang ke berbagai negara dan bangsa-bangsa di dunia termasuk-di Indonesia, telah diadakan acara yang dinamakan Valentine’s Day, artinya : “Hari Kasih Sayang”.

Valentine’s Day itu sudah menyerbu ke Indonesia sejak tahun 1980-an, terutama menyerang anak-anak muda, tante-tante dan om-om yang merasa muda.

Menurut World Book, Valentine’s Day adalah : “Hari khusus yang jatuh pada tanggal 14 Februari”. Pada hari itu mereka saling mengirimkan kartu yang mengucapkan Valentine’s kepada kekasih atau teman akrabnya. Kata-katanya romantis dan dihiasi dengan lukisan indah, kadang-kadang berlambangkan hati, berwarna merah jambu atau pink, ditancapkan panah menembus jantung hati, yang disebut kawula muda panah amor.”

Ada beberapa peristiwa yang melatarbelakangi lahirnya Valentine’s Day (Hari Kasih Sayang), yaitu :

1. Pendeta Muda Bernama Valentine

Valentine nama seorang anak muda, kemudian dikenal sebagai Pendeta Muda yang baik dan taat beragama Kristen di Romawi.

Kaisar Romawi, Claudius II melarang anak-anak muda kawin muda, karena anak muda sangat baik dijadikan tentara. Tetapi pemuda yang bernama Valentine menolak perintah Kaisar agar tidak kawin muda.

Kaisar Romawi dan rakyatnya ketika itu penyembah Dewa Matahari, yang hari lahirnya selalu dirayakan tanggal 25 Desember. Kemudian Kaisar Romawi yang bernama Constantine pada tahun 325 Masehi mendekritkan dirinya masuk agama Kristen, maka dia merayakan hari lahir Isa sebagai Anak Tuhan tanggal 25 Desember.

Valentine yang menolak perintah Kaisar Romawi di Zaman Kaisar Claudius, maka Valentine ditangkap dan dipenjara. Di dalam penjara, Valentine yang dekat dan akrab dengan anak-anak muda, tetap berkomunikasi dengan jalinan kasih kepada anak-anak muda yang kehilangan idolanya (pujaannya).

Valentine di dalam penjara selalu mendapat ucapan kasih sayang melalui pintu berjeruji besi dan bertembok batu.

Valentine yang pendeta muda itu dihukum mati tanpa proses hukum oleh Kaisar Claudius II, tahun 269 Masehi.

2. Valentine Dijadikan Valentine’s Day

Kematian Valentine itupun dijadikan simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan bagi jemaat Kristen dalam menghadapi kenyataan hidup duniawi.

Karena kesalehan Valentine itu, maka din diberi gelar “Saint atau Santo”, yang biasanya disingkat “St”. Gelar Saint atau Santo diberikan hanya kepada para pemuka agama Kristen, gelar itu tidak diberikan kepada orang awam (masyarakat biasa).

3. Santo Valentine Diperingati di Gereja

Sejak masa Paus Glasius tahun 469 Masehi diadakan kenangan dan peringatan atas kematian Santo Valentine itu di Gereja dengan upacara keagamaan. Kematian Valentine diperingati dengan istilah Valentine’s Day, yang artinya : “Hari Kasih Sayang”.

4. Valentine’s Day di Normandin

Centa lain tentang Valentine’s Day, dikenal di Normandin, dengan istilah “Galantine”. Artinya hampir mirip dengan Valentine, yaitu yang diartikannya : “gagah” atau “kasih”. Dihubungkan dengan “Santo Valentine ” artinya adalah seorang yang memberikan cinta dan kasih “.

5. Valentine’s Day di Inggris

Di Inggris, tanggal 14 Februari itu menjadi kepercayaan mereka adalah “Hari Perkawinan Burung”. Kata. penyair Inggris yang bernama Geoffrey Chaucer, tahun 1300 M, menulis dalam buku “The Parliament of Fowls”, hari Valentine itu adalah : “pada saat itu segala unggas mencari pasangan kawin”

Kepercayaan itu berkembang menjadi kepercayaan umum di Eropa : “Sebaiknya pada tanggal 14 Februari itu dijadikan momentum mencari pasangan muda-mudi, mencari teman hidupnya”.

6. Valentine’s Day di Amerika Serikat

Di Amerika Serikat, Valentine’s Day dipopulerkan dengan “Greeting Card” (Kartu Ucapan Selamat), untuk Membina perdamalan dunia, terutama setelah Perang Dunia Kesatu.

7. Hari Gelap di Korea Selatan

Valentine’s Day (Hari Kasih Sayang) berubah di Seoul (Korea Selatan) diselenggarakan tiap tanggal 14 April, dikenal dengan “Hari Gelap” bagi Pencari cinta dan kasih sayang.

Kaum muda yang belum punya pasangan alias jomblo tampil dengan pakaian hitam, termasuk menyantap makanan juga berwarna hitam, dan menyantap mi yang berwarna hitam, karena kesal tak punya pasangan.

Berbeda dengan Jepang, yang memperingati “Hari Baik” setiap tanggal 14 Maret, Pria memberikan kado bagi perempuan kekasihnya. (Kompas, 16 April 2008)

Dari peristiwa mengenang seorang Pria yang saleh (baik dan pengasih), satria (pemberani), pasrah kepada Tuhan, bergeser maknanya yang semula diperingati di Gereja, menjadi pesta ria berhura-hura di hotel dan taman.

Hari Kasih Sayang (Valentine’s Day) dirayakan dimana-mana di muka bumi sebagai Hari Cinta Kasih, mereka melepaskan rindu-dendam kepada kekasihnya, memberikan cium dan kasih kado sebagai lambang kasih sayang. Bergeserlah makna “Kasih Sayang Sejati” menjadi “Kasih Kado” dalam pesta pora yang hura-hura.

Mereka tidak saja saling menyatakan cinta dan kasih sayang melalui kirimkan kartu yang berlukiskan kata-kata mesra dan indah, saling memberi kado, sebagai lambang membina cinta dan kasih sayang di antara mereka.

Tetapi Valentine’s Day itu dijadikan surriber komersial sejak tahun 1700-an. Harian Terbit pada tanggal 17 Februari 1987 menulis di dalam Tajuk Rencananya, Hari valentine itu tidak hanya diadakan di lingkungan sekolah, atau

komplek perumahan tempat anak-anak muda tinggal. Tetapi di hotel berbintang di Jakarta mengadakan Hari Kasih Sayang itu, yang dipadati oleh anak-anak muda. Mereka berbagi kasih sayang, bahkan mungkin jugs mereka mempraktekkan kasih sayang dalam apa yang mereka katakan : “makan bersama dan tidur bersama, untuk berbagi kasih sayang”. Istilah yang populer “kumpul kebo”.

Ketua Majelis Ulama Indonesia, K.H. Hasan Basri tidak setuju dengan perayaan Valentine’s Day itu, karena tidak sesuai dengan ajaran agama, terutama agama Islam. Agana Islam mengajarkan kasih sayang itu dilaksanakan sepanjang masa diantara sesama umat manusia, bukan diselenggarakan sehari semalam.

Katanya lagi : “Dampak negatif dari Hari Kasih Sayang itu merusak perkembangan akhlaq bangsa. Karena Valentine’s Day itu diselenggara-kai, anak-anak muda, dan pihak-pihak tertentu menggunakan kesempatan mencari keuntungan dengan berpesta. hura-hura”. Selanjutnya KH. Hasan Basri berkata : “Acara Valentine’s Day itu kan tidak sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa Indonesia”. Tegas dikatakan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia, KH. Hasan Basri *’(Perayaan Valentine’s Day) itu mubazir. Mubazir itu teman setan”. (Pos Kota, 14 Februari, 1988, dari Guntingan Pers, Yayasan Idayu).

Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan dalam firmanNya : “Sesungguhnya orang yang mubazir (boros), adalah saudara-saudara setan, dan setan itu tidak berterima kasih kepada Tuhannya. ” (QS. Bani Israel, surah ke-17, juz ke-15, ayat : 27)

Orang yang mubazir atau boros menggunakan uangnya, digunakan tidak pada tempatnya, mereka adalah kawan setan di dunia sampai mati, karena setan adalah sesat dan menyesatkan.

Allah menuntun umat Islam berbuat balk kepada Al-Qurba (keluarga dekat)

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan. “

“Dan janganlah kamu menghambur-haunburkan (harfamu) secara boros. (Bani Israil: 26)

Allah Subhanahu wa M’ala dengan tegas berfirman di dalam Al-Qur’an, pada Surat Al-An’am diahir ayat : 116, yaitu “Dan tidaklah mereka itu (selain melakukan sesuatu dengan menduga-duga) dan berbohong (dusta) “ (QS. Al-An’am, ayat : 116).

Yang dimaksud “Yakhrushuuna”, ialah : orang yang melakukan sesuatu karena kebodohannya ( jahiliyah ), tidak tahu asal usul permasalahannya. Mereka sangka dan menduga-duga yang datang dari luar atau pihak asing itu baik, mereka pun ikut-ikutan melakukannya, seperti : “merayakan Valentine’s Day”.

Maka umat Islam hendaklah waspada terhadap segala sesuatu yang datang dari luar negeri (dari Eropa seperti Inggris, Prancis, Belanda, Denmark, Normandia dan lainnya serta Amerika Serikat dan Australia), yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam, dan yang tidak sesuai dengan adat istiadat atau budaya bangsa Indonesia.

Dari uraian diatas, umat Islam jangan sampai hidup di duma ini terombang-ambing oleh situasi dan kondisi mengikuti pola hidup dan perbuatan yang sesat, serta tidak diketahui sumber dan asal-usul sejarahnya. Karena pikiran dan perbuatan manusia terbatas oleh ruang dan waktu.

Allah menggambarkan bagaimana sikap hidup orang-orang munafik, yang ragu dan bimbang, sebagai berikut : “Mereka dalam keadaan sikap yang ragu-ragu (terombang-ambing) antara yang demikian (berada di pihak orang yang beriman atau orang kqfir).”Tidak berpihak kepada golongan (orang-orang beriman) dan tidak pula kepada golongan ini (orang-orang kafir). ” (An-Nisa’ : 143).

Sikap dan sifat orang kafir dan munafik itu selalu menunggu kesempatan dan peluang untuk memojokkan umat yang beriman, bahkan untuk menghancurkan umat Islam, baik secara politik maupun ekonomi dan kebudayaan.

Hanya kadang-kadang Sikap dan perbuatan mereka tidak tampak di permukaan, bahkan mereka bermuka manis memberikan pertolongan. Sikap orang-­orang yang ganda atau bermuka dua itu adalah untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri serta golongannya sendiri.

Perbuatan orang kafir dan munafik itu selalu dengan tipu daya dan bujuk rayu yang menggiurkan, kadang-kadnag dia tampakkan sebagai kawan di dalam kemunafikannya. Itulah yang disebut dengan isfilah “musang berbulu ayam”.

Kalau umat Islam tidak jelas-jelas dan mantap berpegang kepada tuntunan hidup dari Al-Qur’an dan Al-Hadits, maka hidup umat Islam akan sesat dan terombang-ambing mengikuti “arah dan putaran angin bagaikan pucuk eru” yang gampang berubah arah ketika di tiup angin dan gelombang badai.

Allah peringatkan kepada umat yang beriman di akhir ayat 143 itu “Siapa saja yang disesatkan Allah, tidak sekali-kali akan kamu peroleh untuk mereka petunjuk jalan baginya. ” (An-Nisaa’ : 143).

Kalau memilih jalan yang salah, jiwa pun terpecah belah, jalan kehidupannya pun menjadi terombang-ambing, tidak terarah untuk mencapai tujuan. Jalan yang salah, mengantarkan manusia ke jalan yang sesat dan menyesatkan. (anonim)

Written by