SEJARAH PMR DI INDONESIA
Palang Merah Remaja didirikan pada 1 Maret 1950, setelah diadakan Kongres PMI ke-4 pada Januari 1950. Pendiri Palang Merah Remaja Indonesia adalah Siti Dasimah dan Paramita Abdurrahman. Tujuan dari didirikannya PMR adalah untuk membangun dan mengembangkan karakter Kepalangmerahan agar siap menjadi relawan PMI di masa depan. Setiap 1 Maret kemudian diperingati sebagai Hari Palang Merah Remaja Indonesia.
PMR Wira
PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Atas (15-17 tahun). Warna slayer kuning cerah. PMR Wira berfungsi sebagai peer educator, yaitu pendidik sebaya keterampilan hidup sehat.
PMR Wira SKAMUSA
Palang Merah Remaja (PMR) di SMK merupakan ekstrakurikuler yang bekerja sama langsung dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan MDMC cabang Prambanan. PMR bertujuan untuk membentuk jiwa kemanusiaan dan kepedulian sosial di kalangan siswa. Dalam kegiatan ini, siswa dilatih untuk memahami nilai-nilai kemanusiaan, belajar memberikan pertolongan pertama, dan meningkatkan kemampuan dalam menangani situasi darurat.
Kegiatan PMR meliputi pelatihan pertolongan pertama, simulasi bencana, donor darah, hingga aksi sosial di masyarakat. Selain itu, melalui bimbingan dari PMI dan MDMC, siswa mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang pentingnya menjaga kesehatan, keselamatan, serta kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
Kerja sama dengan PMI dan MDMC Prambanan menjadikan PMR SMK lebih aktif dan terorganisir, memungkinkan siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai kegiatan kemanusiaan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.